Mekanisme Pertahanan Diri
Aspek
lain dari teori psikoanalisis Freud adalah ide bahwa untuk melindungi
diri mereka dari kecemasan, seseorang menggunakan berbagai macam
pendekatan untuk menjaga pikiran-pikiran, insting-insting, atau
yang tidak dapat diterima orang tersebut tetap berada di luar area
kesadaran. Freud menyebut pendekatan ini sebagai mekanisme pertahanan
diri (defense mechanism).
Menurut Freud, setiap orang menggunakan mekanisme pertahanan diri secara berkelanjutan untuk menyeleksi pengalaman - pengalaman yang berpotensi menimbulkan gangguan. Sebagai contoh ketika Anda mendapatkan nilai jelek di ujian akhir maka Anda mungkin mencoba meyakinkan diri Anda bahwa ujian tersebut tidak terlalu penting atau bahwa profesor anda adalah seseorang yang keras. Menurut Freud, mekanisme tersebut jika dipergunakan secara berlebihan dapat menimbulkan gangguan psikologis.
Menurut Freud, setiap orang menggunakan mekanisme pertahanan diri secara berkelanjutan untuk menyeleksi pengalaman - pengalaman yang berpotensi menimbulkan gangguan. Sebagai contoh ketika Anda mendapatkan nilai jelek di ujian akhir maka Anda mungkin mencoba meyakinkan diri Anda bahwa ujian tersebut tidak terlalu penting atau bahwa profesor anda adalah seseorang yang keras. Menurut Freud, mekanisme tersebut jika dipergunakan secara berlebihan dapat menimbulkan gangguan psikologis.
Berikut ini 7 macam mekanisme pertahanan diri yang menurut Freud umum dijumpai :
1. Represi (Repression)
Mekanisme dimana seseorang yang memiliki keinginan-keinginan, impuls-impuls pikiran, kehendak-kehendak yang tidak sesuai dan mengganggu kebutuhan/motivasinya, disingkirkan dari alam sadar dan ditekan ke dalam alam bawah sadar.
Secara tidak sadar seseorang menekan pikiran-pikiran yang tidak sesuai atau menyedihkan keluar dari alam sadar ke alam tak sadar. Repression yang terus menerus akan menjadi tumpukan kekecewaan sehingga menjadi “kompleks terdesak”
Menurut Freud, represi merupakan mekanisme pertahanan yang penting dalam terjadinya neurosis. Neurosis, sering disebut juga psikoneurosis, adalah istilah umum yang merujuk pada ketidakseimbangan mental yang menyebabkan stress, tapi tidak memengaruhi pemikiran rasional.
Contoh : Seorang pemuda melihat kematian temannya waktu kecelakaan, kemudian “lupa” tentang kejadian tersebut. (lupa ini disebut amnesia yang psikogenik, bila lupa karena gegar otak maka disebut amnesia organik).
Mekanisme dimana seseorang yang memiliki keinginan-keinginan, impuls-impuls pikiran, kehendak-kehendak yang tidak sesuai dan mengganggu kebutuhan/motivasinya, disingkirkan dari alam sadar dan ditekan ke dalam alam bawah sadar.
Secara tidak sadar seseorang menekan pikiran-pikiran yang tidak sesuai atau menyedihkan keluar dari alam sadar ke alam tak sadar. Repression yang terus menerus akan menjadi tumpukan kekecewaan sehingga menjadi “kompleks terdesak”
Menurut Freud, represi merupakan mekanisme pertahanan yang penting dalam terjadinya neurosis. Neurosis, sering disebut juga psikoneurosis, adalah istilah umum yang merujuk pada ketidakseimbangan mental yang menyebabkan stress, tapi tidak memengaruhi pemikiran rasional.
Contoh : Seorang pemuda melihat kematian temannya waktu kecelakaan, kemudian “lupa” tentang kejadian tersebut. (lupa ini disebut amnesia yang psikogenik, bila lupa karena gegar otak maka disebut amnesia organik).
2. Sublimasi (Sublimation)
Proses dengan apa kehendak-kehendak tidak sadar dan tidak dapat diterima, disalurkan menjadi aktivitas yang memiliki nilai sosial yang tinggi. Dorongan atau kehendak-kehendak yang tidak dapat disalurkan menjadi aktivitas yang memiliki nilai sosial.
Contoh : Seseorang tidak suka berkelahi kemudian ia menjadi atlet petinju. Mengisap permen sebagai sublimasi kenikmatan menghisap ibu jari.
Proses dengan apa kehendak-kehendak tidak sadar dan tidak dapat diterima, disalurkan menjadi aktivitas yang memiliki nilai sosial yang tinggi. Dorongan atau kehendak-kehendak yang tidak dapat disalurkan menjadi aktivitas yang memiliki nilai sosial.
Contoh : Seseorang tidak suka berkelahi kemudian ia menjadi atlet petinju. Mengisap permen sebagai sublimasi kenikmatan menghisap ibu jari.
3. Proyeksi (Projection)
Adalah mekanisme dengan apa seseorang melindungi dirinya dari kesadaran akan tabiat-tabiatnya sendiri yang tidak baik, atau perasaan-perasaan dengan menuduhkannya kepada orang lain. Menyalahkan orang lain mengenai kesulitannya sendiri yang tidak baik. Atau dengan kata lain, proyeksi merupakan usaha untuk menyalahkan orang lain mengenai kegagalannya, kesulitannya atau keinginan yang tidak baik.
Contoh : Seorang murid tidak lulus lalu mengatakan gurunya sentimen kepada dia.
Adalah mekanisme dengan apa seseorang melindungi dirinya dari kesadaran akan tabiat-tabiatnya sendiri yang tidak baik, atau perasaan-perasaan dengan menuduhkannya kepada orang lain. Menyalahkan orang lain mengenai kesulitannya sendiri yang tidak baik. Atau dengan kata lain, proyeksi merupakan usaha untuk menyalahkan orang lain mengenai kegagalannya, kesulitannya atau keinginan yang tidak baik.
Contoh : Seorang murid tidak lulus lalu mengatakan gurunya sentimen kepada dia.
4. Pengelakan atau Pemindahan (Displacement)
Proses mekanisme dimana emosi-emosi yang tertahan diberikan tujuan yang lain ke arah ideide, objek-objek, atau orang lain daripada ke sumber primer emosi. Luapan emosi terhadap seseorang atau objek dialihkan kepada seseorang atau objek yang lain.
Contoh : Seorang anak yang dimarahi ibunya kemudian dia memukul adiknya atau menendang kucingnya.
Proses mekanisme dimana emosi-emosi yang tertahan diberikan tujuan yang lain ke arah ideide, objek-objek, atau orang lain daripada ke sumber primer emosi. Luapan emosi terhadap seseorang atau objek dialihkan kepada seseorang atau objek yang lain.
Contoh : Seorang anak yang dimarahi ibunya kemudian dia memukul adiknya atau menendang kucingnya.
5. Rasionalisasi (Rationalization)
Rasionalisasi merupakan upaya untuk membuktikan bahwa prilakunya itu masuk akal (rasional) dan dianggap rasional adanya, dapat disetujui, dapat dibenarkan, dan dapat diterima oleh dirinya sendiri dan masyarakat.
Contoh: Seorang anak menolak bermain bulu tangkis dengan temannya karena “kurang enak badan” atau “besok ada ulangan” (padahal takut kalah). Melakukan korupsi dengan alasan gaji tidak cukup.
Rasionalisasi merupakan upaya untuk membuktikan bahwa prilakunya itu masuk akal (rasional) dan dianggap rasional adanya, dapat disetujui, dapat dibenarkan, dan dapat diterima oleh dirinya sendiri dan masyarakat.
Contoh: Seorang anak menolak bermain bulu tangkis dengan temannya karena “kurang enak badan” atau “besok ada ulangan” (padahal takut kalah). Melakukan korupsi dengan alasan gaji tidak cukup.
6. Pembentukan reaksi (Reaction Formation)
Reaksi formasi atau penyusunan reaksi mencegah keinginan yang berbahaya baik yang diekspresikan dengan cara melebih-lebihkan sikap dan prilaku yang berlawanan dan menggunakannya sebagai rintangan untuk dilakukannya.
Contoh : Seorang mahasiswa yang bersikap hormat secara berlebihan terhadap dosen yang sebenarnya tidak ia suka. Seorang anak yang iri hati terhadap adiknya, ia memperlihatkan sikap yang sebaliknya, yaitu sangat menyayangi secara berlebihan. Seorang yang secara fanatik melarang perjudian dan kejahatan lain dengan maksud agar dapat menekan kecendrungan dirinya sendiri ke arah itu.
Reaksi formasi atau penyusunan reaksi mencegah keinginan yang berbahaya baik yang diekspresikan dengan cara melebih-lebihkan sikap dan prilaku yang berlawanan dan menggunakannya sebagai rintangan untuk dilakukannya.
Contoh : Seorang mahasiswa yang bersikap hormat secara berlebihan terhadap dosen yang sebenarnya tidak ia suka. Seorang anak yang iri hati terhadap adiknya, ia memperlihatkan sikap yang sebaliknya, yaitu sangat menyayangi secara berlebihan. Seorang yang secara fanatik melarang perjudian dan kejahatan lain dengan maksud agar dapat menekan kecendrungan dirinya sendiri ke arah itu.
7. Regresi (Regression)
Keadaan dimana seseorang kembali ke tingkat yang lebih awal dan kurang matang dalam adaptasi. Bentuknya yang ekstrim adalah tingkah laku infantile (kekanak-kanakan). Keadaan seorang yang kembali ke tingkat perkembangan yang sebelumya dan kurang matang dalam adaptasi.
Contoh : Seorang anak yang sudah tidak ngompol, mendadak ngompol lagi karena cemas mau masuk sekolah atau mulai menghisap jempol lagi setelah ia memiliki adik, karena merasa perhatian ibunya terhadap dirinya berkurang.
Keadaan dimana seseorang kembali ke tingkat yang lebih awal dan kurang matang dalam adaptasi. Bentuknya yang ekstrim adalah tingkah laku infantile (kekanak-kanakan). Keadaan seorang yang kembali ke tingkat perkembangan yang sebelumya dan kurang matang dalam adaptasi.
Contoh : Seorang anak yang sudah tidak ngompol, mendadak ngompol lagi karena cemas mau masuk sekolah atau mulai menghisap jempol lagi setelah ia memiliki adik, karena merasa perhatian ibunya terhadap dirinya berkurang.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.