Sunday, March 11, 2018

Teori Psikoanalisis Freud

Teori Psikoanalisis Freud
Freud memformulasikan teori bahwa gangguan pada pikiran memunculkan perilaku yang aneh dan eksotis serta menggejala. Perilaku dan gejala-gejala ini dapat diteliti serta dijelaskan secara ilmiah. Istilah psikoanalisis diidentifikasikan dengan teori orisinal dan pendekatan terapi yang dikemukakan Freud. Istilah psikodinamika merujuk lebih luas terhadap perspektif yang memfokuskan kepada proses-proses yang tidak disadari serta memiliki cakupan yang lebih luas dalam membahas kepribadian dan treatmen.

Latar Belakang Freud 
Freud dikenal karena ucapannya, ”Anak adalah ayah dari seorang laki-laki” yang berarti bahwa pengalaman-pengalaman hidup yang terjadi  di masa awal kehidupan seseorang memainkan peran penting dalam pembentukan kepribadian. Observasi ini bemulla dari proses menganalisis masa kecilnya sendiri (Gay, 1988; Jones, 1953). Pada usia 30 - 40 tahunan, Freud menyadari bahwa  Yang terjadi pada masa kanak - kanaknya telah mengakar pada tingkat kesadaran paling dalam pada dirinya, di bagian yang disebutnya sebagai "unconscious" atau alam tidak sadar dan pengalaman - pengalaman masa kecil ini memainkan peran penting dalam pembentukan kepribadiannya. la menyimpulkan hal ini setelah melakukan analisis menyeluruh terhadap mimpi - mimpinya, pikiran - pikirannya, serta kenangan yang dimunculkan (Freud, 1900). Pada proses analisis diri ini, ia menemukan bahwa ia dapat memperoleh ketenangan dari berbagai macam gejala yang mengganggu seperti ketakutan terhadap kereta api yang muncul dari suatu kejadian traumatis ketika bepergian dengan kereta api dari tanah kelahirannya di Wina pada saat ia berusia 4 tahun.
Lebih jauh lagi, pelatihan medis Freud meyakinkan dirinya bahwa suatu pemahaman terhadap gangguan pikiran dapat dicapai dengan menggunakan metode ilmiah dan semua fenomena psikologis dapat ditelusuri dari proses-proses fisiologis. Pendekatan ilmiah juga berperan dalam pekerjaan yang dilakukannya sebagaimana ia mengonfirmasi teorinya melalui observasi dan analisis terhadap para pasiennya.

Model Struktural Kepribadian Freud 
Menurut Freud (1923), pikiran kita memiliki tiga struktur, yaitu Id, ego, dan super ego. Ketiga struktur ini membentuk psyche (bahasa Yunani dari "jiwa") dan ketiganya secara terus-menerus berinteraksi satu sama Iain secara dinamis. 



1. Id
Id adalah struktur kepribadian yang mengandung insting seksual dan agresif yang oleh Freud disebut sebagai suatu 'kawah yang mendidih". Tidak dapat menembus area sadar, Id berada sepenuhnya pada  lapisan tidak sadar. Id mengikuti prinsip kenikmatan (pleasure principal), suatu kekuatan yang mendorong ke arah pemenuhan segera terhadap kebutuhan dan nafsu sensual. Menurut Freud, kenikmatan hanya dapat diperoleh ketika tekanan terhadap suatu keinginan atau hasrat berkurang. Upaya Id untuk mencapai kepuasan tidak perlu melalui pemberian penghargaan (reward) yang nyata terkait dengan kebutuhan yang dirasakan. Id menggunakan prinsip harapan pemenuhan kebutuhan untuk mencapai kepuasan. Melalui prinsip ini, Id membangun suatu gambaran mengenai apa saja yang akan dapat memenuhi kebutuhan yang muncul _pada suatu waktu.

Freud (1911) menggunakan frasa proses berpikir primer (primary process thinking) untuk menggambarkan secara bebas asosiasi, keanehan, dan representasi kognitif yang menyimpang tentang dunia yang dimiliki oleh Id. Dalam proses berpikir primer, pikiran, perasaan, serta hasrat mengenai insting seksual dan agresif direpresentasikan secara simbolis dengan gambaran visual yang tidak sepenuhnya sesuai secara rasional dan logis. Waktu, ruang, dan kausalitas tidak terkait dengan apa yang terjadi dalam kehidupan nyata. Proses berpikir primer paling sesuai digambarkan dalam bentuk mimpi. Misalnya, mimpi tanggalnya sebuah gigi mungkin dapat benar-benar mewakili ketakutan terhadap kematian.

2. Ego
Pusat kesadaran dalam kepribadian adalah ego. Ego berfungsi untuk memberikan kekuatan mental kepada individu untuk membuat penilaian, memori, persepsi, dan pengambilan keputusan yang membantu individu untuk beradaptasi terhadap realitas yang ada di dunia luar. Hal ini berbeda dengan Id yang tidak mampu membedakan fantasi dan realitas. Ego diperlukan untuk mengubah suatu harapan ke pemenuhan yang nyata. Freud (1911 ) menggambarkan ego sebagai sesuatu yang dibangun atas prinsip realitas (reality principle), suatu kekuatan motivasi yang mendorong individu untuk menghadapi tekanan dari dunia luar.
Berlawanan dengan proses berpikir primer tidak logis yang dimiliki oleh fungsi ego dicirikan dengan proses berpikir sekunder (secondary process thinking) yang melibatkan proses penyelesaian masalah secara logis dan rasional. Mari kita bayangkan seorang siswa yang lapar ketika sedang membuat tugas di perpustakaan hingga larut malam, pergi ke mesin penjual makanan otomatis, memasukkan koin terakhir yang dimilikinya, dan baru menyadari bahwa mesin tersebut rusak setelah koinnya masuk. Proses berpikir primer akan mendorong siswi ini untuk memukul mesin makanan tersebut yang tidak akan menghasilkan apa - apa dan hanya akan melukai lengannya. Proses berpikir sekunder ego akan mendorong siswa ini untuk mencari solusi praktis seperti meminjam tiang kepada teman untuk membeli makanan.

Dalam teori Freud, ego tidak memiliki kekuatan pendorong itu sendiri. Semua energi yang dimiliki oleh ego berasal dari Id, suatu tekanan untuk memperoleh pemenuhan yang oleh Freud disebut dengan libido. Ego menampilkan fungsi pemenuhan hasrat Id secara nyata, bukan hanya fantasi. Oleh karena itu, Id disebut juga sebagai pembuat tugas bagi ego.

Meskipun ego adalah pusat kesadaran, tidak semua isi ego dapat diakses ke dalam kesadaran. Bagian tidak sadar dari ego terdiri dari memori terhadap pengalaman -pengalaman di masa lalu yang mencerminkan ketidak senangan atas keadaan sadar seseorang. Pengalaman - pengalaman tersebut mencakup kejadian ketika seseorang bersikap egois, bertingkah lakiu tidak tepat secara seksual, atau melakukan kekerasan atau kejahatan yang tidak perlu.

3. Super Ego
Superego, sebagaimana namanya, berada di "atas" ego, mengontrol usaha yang dilakukan ego untuk memenuhi hasrat Id. Freud percaya bahwa tanpa superego, seseorang akan mencari kepuasan terhadap hasrat Id melalui cara yang tabu atau secara sosial tidak dapat diterima, seperti dengan memperkosa, membunuh, atau menikahi saudara sedarah. Super ego juga disebut sebagai hati nurani seseorang dan berlaku scbagai pemberi inspirasi. Termasuk di dalatnnya adalah ego ideal yang merupakan model individual mengenai bagainvana seseorang seharusnya bertingkah laku.

Kesimpulan
Menurut Freud (1923) dalam kepribadian seseorang yang sehat, Id mencapai hasrat insting melalui kemampuan ego untuk mengarahkannya di dunia nyata dalam suatu lingkup yang diizinkan  oleh superego. Psikodinamika atau interaksi di antara struktur-struktur pikiran merupakan dasar dari fungsi fungsi psikologis, baik yang normal atau pun abnormal.

Mekanisme Pertahanan Diri 
Aspek lain dari   teori psikoanalisis Freud adalah ide bahwa untuk melindungi diri mereka dari kecemasan, seseorang menggunakan berbagai macam pendekatan untuk menjaga pikiran-pikiran, insting-insting, atau yang tidak dapat diterima orang tersebut tetap berada di luar area kesadaran. Freud menyebut pendekatan ini sebagai mekanisme pertahanan diri (defense  mechanism). Menurut Freud, setiap orang menggunakan  mekanisme pertahanan diri secara berkelanjutan untuk menyeleksi pengalaman - pengalaman yang berpotensi menimbulkan gangguan. Sebagai contoh ketika Anda mendapatkan nilai jelek di ujian akhir maka Anda mungkin mencoba meyakinkan diri Anda bahwa ujian tersebut tidak terlalu penting atau bahwa profesor anda adalah seseorang yang keras. Menurut Freud, mekanisme tersebut jika dipergunakan secara berlebihan dapat menimbulkan gangguan psikologis. 

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.