Sunday, March 11, 2018

Model Struktural Kepribadian Freud

Menurut Freud (1923), pikiran kita memiliki tiga struktur, yaitu Idego, dan super ego.Ketiga struktur ini membentuk psyche (bahasa Yunani dari "jiwa") dan ketiganya secara terus-menerus berinteraksi satu sama Iain secara dinamis. 


Freud menggunakan istilah psikodinamika (psychodynamic)  untuk menggambarkan proses interaksi antara struktur kepribadian yang terjadi di balik perilaku yang dapat terobservasi. 

1. Id
Id adalah struktur kepribadian yang mengandung insting seksual dan agresif yang oleh Freud disebut sebagai suatu 'kawah yang mendidih". Tidak dapat menembus area sadar, Id berada sepenuhnya pada  lapisan tidak sadar. Id mengikuti prinsip kenikmatan (pleasure principal), suatu kekuatan yang mendorong ke arah pemenuhan segera terhadap kebutuhan dan nafsu sensual. Menurut Freud, kenikmatan hanya dapat diperoleh ketika tekanan terhadap suatu keinginan atau hasrat berkurang. Upaya Id untuk mencapai kepuasan tidak perlu melalui pemberian penghargaan (reward) yang nyata terkait dengan kebutuhan yang dirasakan. Id menggunakan prinsip harapan pemenuhan kebutuhan untuk mencapai kepuasan. Melalui prinsip ini, Id membangun suatu gambaran mengenai apa saja yang akan dapat memenuhi kebutuhan yang muncul _pada suatu waktu.

Freud (1911) menggunakan frasa proses berpikir primer (primary process thinking) untuk menggambarkan secara bebas asosiasi, keanehan, dan representasi kognitif yang menyimpang tentang dunia yang dimiliki oleh Id. Dalam proses berpikir primer, pikiran, perasaan, serta hasrat mengenai insting seksual dan agresif direpresentasikan secara simbolis dengan gambaran visual yang tidak sepenuhnya sesuai secara rasional dan logis. Waktu, ruang, dan kausalitas tidak terkait dengan apa yang terjadi dalam kehidupan nyata. Proses berpikir primer paling sesuai digambarkan dalam bentuk mimpi. Misalnya, mimpi tanggalnya sebuah gigi mungkin dapat benar-benar mewakili ketakutan terhadap kematian.

2. Ego
Pusat kesadaran dalam kepribadian adalah ego. Ego berfungsi untuk memberikan kekuatan mental kepada individu untuk membuat penilaian, memori, persepsi, dan pengambilan keputusan yang membantu individu untuk beradaptasi terhadap realitas yang ada di dunia luar. Hal ini berbeda dengan Id yang tidak mampu membedakan fantasi dan realitas. Ego diperlukan untuk mengubah suatu harapan ke pemenuhan yang nyata. Freud (1911 ) menggambarkan ego sebagai sesuatu yang dibangun atas prinsip realitas (reality principle), suatu kekuatan motivasi yang mendorong individu untuk menghadapi tekanan dari dunia luar.
Berlawanan dengan proses berpikir primer tidak logis yang dimiliki oleh fungsi ego dicirikan dengan proses berpikir sekunder (secondary process thinking) yang melibatkan proses penyelesaian masalah secara logis dan rasional. Mari kita bayangkan seorang siswa yang lapar ketika sedang membuat tugas di perpustakaan hingga larut malam, pergi ke mesin penjual makanan otomatis, memasukkan koin terakhir yang dimilikinya, dan baru menyadari bahwa mesin tersebut rusak setelah koinnya masuk. Proses berpikir primer akan mendorong siswi ini untuk memukul mesin makanan tersebut yang tidak akan menghasilkan apa - apa dan hanya akan melukai lengannya. Proses berpikir sekunder ego akan mendorong siswa ini untuk mencari solusi praktis seperti meminjam tiang kepada teman untuk membeli makanan.

Dalam teori Freud, ego tidak memiliki kekuatan pendorong itu sendiri. Semua energi yang dimiliki oleh ego berasal dari Id, suatu tekanan untuk memperoleh pemenuhan yang oleh Freud disebut dengan libido. Ego menampilkan fungsi pemenuhan hasrat Id secara nyata, bukan hanya fantasi. Oleh karena itu, Id disebut juga sebagai pembuat tugas bagi ego.

Meskipun ego adalah pusat kesadaran, tidak semua isi ego dapat diakses ke dalam kesadaran. Bagian tidak sadar dari ego terdiri dari memori terhadap pengalaman -pengalaman di masa lalu yang mencerminkan ketidak senangan atas keadaan sadar seseorang. Pengalaman - pengalaman tersebut mencakup kejadian ketika seseorang bersikap egois, bertingkah lakiu tidak tepat secara seksual, atau melakukan kekerasan atau kejahatan yang tidak perlu.

3. Super Ego
Superego, sebagaimana namanya, berada di "atas" ego, mengontrol usaha yang dilakukan ego untuk memenuhi hasrat Id. Freud percaya bahwa tanpa superego, seseorang akan mencari kepuasan terhadap hasrat Id melalui cara yang tabu atau secara sosial tidak dapat diterima, seperti dengan memperkosa, membunuh, atau menikahi saudara sedarah. Super ego juga disebut sebagai hati nurani seseorang dan berlaku scbagai pemberi inspirasi. Termasuk di dalatnnya adalah ego ideal yang merupakan model individual mengenai bagainvana seseorang seharusnya bertingkah laku.

Kesimpulan
Menurut Freud (1923) dalam kepribadian seseorang yang sehat, Id mencapai hasrat insting melalui kemampuan ego untuk mengarahkannya di dunia nyata dalam suatu lingkup yang diizinkan  oleh superego. Psikodinamika atau interaksi di antara struktur-struktur pikiran merupakan dasar dari fungsi fungsi psikologis, baik yang normal atau pun abnormal.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.